Friday, March 25, 2011

KEARIFAN BUDAYA DAERAH MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL (Makalah 2)

 
BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang 

Di antara fenomena atau wujud kebudayaan, yang merupakan bagian inti kebudayaan adalah nilai-nilai dan konsep-konsep dasar yang memberikan arah bagi berbagai tindakan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila masalah ini menjadi agenda pembicaraan yang tidak henti-hentinya, terutama di tengah masyarakat yang sedang berkembang karena kebudayaan dalam keseluruhannya akan terkait juga dengan identitas masyarakat yang menghasilkannya.

Dalam perspektif historis, kita sebagai bangsa telah mengalami berbagai dan berulang kali proses akulturasi, yakni tatkala kita bersemuka dengan kebudayaan-kebudayaan besar dari luar Indonesia, dengan "yang lain", di antaranya: India dengan agama Hindu dan Budhanya, kebudayaan yang menyertai agama Islam, dan kebudayaan Eropa berikut konsep modernisasinya. Dalam sejumlah tulisannya, Umar Kayam telah berkali-kali mengingatkan hal itu.

Akulturasi besar yang terjadi pada masa lampau membuktikan bahwa kita sebagai bangsa mampu menyaring dan menyesuaikan unsur asing itu ke dalam tata kehidupan dengan cara sedemikian rupa, sehingga terasa layak dan cocok serta tak terpaksaan. Kini, kita pun masih berada dalam proses tegursapa dengan "yang lain" itu, terutama dengan budaya Barat, yang dalam kenyataannya telah terlebih dahulu mendunia. Akulturasi ini telah seiring dengan upaya-upaya "pembangunan "di segala bidang.

Pembangunan sebagai suatu proses pada hakikatnya merupakan pembaharuan yang terencana dan dilaksanakan dalam tempo yang relatif cepat, tidak dapat dipungkiri telah membawa kita pada kemajuan iptek, pertumbuhan ekonomi, peningkatan kecanggihan sarana komunikasi, dan sebagainya. Akan tetapi, pada sisi yang lain, pembangunan yang hanya dipandu oleh pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan keamanan, yang dalam kenyataannya telah meningkatkan kesejahteraan sebagian (kecil) dari keseluruhan kehidupan bangsa kita, telah pula menciptakan jarak yang lebar antara si kaya dan si miskin, antara kecanggihan dan keterbelakangan. Oleh karena itu, penyimakan yang cermat dan saksama terhadap masalah-masalah budaya yang muncul mengiringinya merupakan suatu hal yang sama sekali tak boleh diabaikan.

1.2 Tujuan 

'Kebudayaan merupakan bagian yang fundamental dari setiap orang serta masyarakat, dan karena itu pembangunan yang tujuan akhirnya diarahkan bagi kepentingan manusia harus memiliki dimensi kebudayaan'.

Harkat dan martabat suatu bangsa, di samping hal-hal lain, juga ditentukan oleh tingkat kebudayaannya. Demikian pula, keunggulan budaya suatu bangsa, begitu bergantung pada daya dukung masyarakatnya sebagai pewaris sekaligus sebagai agen kultural yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat tersebut. Dalam konteks semacam inilah situasi "sadar budaya" yakni, di satu sisi, kesadaran terhadap keserbanekaan bahwa kita sebagai bangsa tidak pernah selalu bersifat singular, tetapi plural; sementara pada sisi lain, kita pun tidak bisa mengisolasi diri untuk tidak bergaul dengan bangsa-bangsa lain berikut budayanya, menjadi semacam imperatif yang mendesak untuk diaktualisasikan lewat berbagai upaya yang dimungkinkan, termasuk di dalamnya lewat "pendidikan" (pembudayaan).

Tujuan dari pembahasan ini akan dikhususkan mengenai KEARIFAN BUDAYA DAERAH MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL.

1.3 Sasaran
Dalam ruang lingkup yang lebih luas peran kebudayaan daerah dalam mendukung ketahanan budaya nasional dimana di negara kita (Indonesia) begitu beraneka ragam suku dan budaya, bahkan di provinsi irian jaya saja memiliki lebih dari 200 suku dan itu memungkinkan bahwa setiap suku memiliki keaneka ragamannya masing – masing baik dari segi bahasa maupun budaya.

• Kebudayaan Daerah Indonesia
• Suku dan Adat Istiadat Di Indonesia
• Bhineka Tunggal Ika


BAB II
PERMASALAHAN


2.1 Kebudayaan Daerah Di Indonesia

Indonesia mempunyai berbagai macam kebudayaan. Hampir setiap pulau ditinggali oleh suku dan ras dan tiap-tiap suku dan ras mempunyai kebudayaannya sendiri. Ada beberapa contoh Provinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat tradisi yaitu Suku Baduy yang tinggal di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Baduy pada umumnya terletak pada daerah aliran sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng – Banten Selatan. Letaknya sekitar 172 km sebelah barat ibukota Jakarta; sekitar 65 km sebelah selatan ibukota Provinsi Banten.

Masyarakat Baduy yang menempati areal 5.108 ha (desa terluas di Provinsi Banten) ini mengasingkan diri dari dunia luar dan dengan sengaja menolak (tidak terpengaruh) oleh masyarakat lainnya, dengan cara menjadikan daerahnya sebagai tempat suci (di Penembahan Arca Domas) dan keramat. Namun intensitas komunikasi mereka tidak terbatas, yang terjalin harmonis dengan masyarakat luar, melalui kunjungan.
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, masyarakat yang memiliki konsep inti kesederhanaan ini belum pernah mengharapkan bantuan dari luar. Mereka mampu secara mandiri dengan cara bercocok tanam dan berladang (ngahuma), menjual hasil kerajinan tangan khas Baduy, seperti Koja dan Jarog (tas yang terbuat dari kulit kayu Teureup); tenunan berupa selendang, baju, celana, ikat kepala, sarung serta golok/parang, juga berburu.

Masyarakat Baduy bagaikan sebuah negara yang tatanan hidupnya diatur oleh hukum adat yang sangat kuat. Semua kewenangan yang berlandaskan kebijaksanaan dan keadilan berada di tangan pimpinan tertinggi, yaitu Puun. Puun bertugas sebagai pengendali hukum adat dan tatanan hidup masyarakat yang dalam menjalankan tugasnya itu dibantu juga oleh beberapa tokoh adat lainnya. Sebagai tanda setia kepada Pemerintahan RI, setiap akhir tahun suku yang berjumlah 7.512 jiwa dan tersebar dalam 67 kampung ini mengadakan upacara Seba kepada “Bapak Gede” (Panggilan Kepada Bupati Lebak) dan Camat Leuwidamar.

Pemukiman masyarakat Baduy berada di daerah perbukitan. Tempat yang paling rendah berada pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Sehingga dapat dibayangkan bahwa rimba raya di sekitar pegunungan Kendeng merupakan kawasan yang kaya akan sumber mata air yang masih bebas polusi. Lokasi yang dijadikan pemukiman pada umumnya berada di lereng gunung, celah bukit serta lembah yang ditumbuhi pohon-pohon besar, yang dekat dengan sumber mata air. Semak belukar yang hijau disekitarnya turut mewarnai keindahan serta kesejukan suasana yang tenang. Keheningan dan kedamaian kehidupan yang bersahaja.

2.2 Analisis Permasalahan
Analisis permasalahan Kearifan Budaya Daerah Mendukung Ketahanan Budaya Nasional dapat di tinjau dari berbagai hal misalnya dari teori SWOT (Strength , Weakness, Opportunity, Threat)

2.2.1 Kekuatan (Strength)

• Bhineka Tunggal Ika
Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.
Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

2.2.2 Kelemahan (Weakness)
Kurang Sadar Terhadap Pelestarian Budaya Daerah
Masyarakat kita cendrung terlalu sibuk dengan kepentingan masing-masing bahkan lebih ingin merasa unggul dibandingkan orang di sekitarnya jangakan sadar dengan budaya daerah, sadar bahwa ada orang lain yang jauh kurang beruntung saja tidak pernah. Itulah sebagian kecil kelemahan masyarakat kita terhadap ketahan budaya nasional.

2.2.3 Peluang (Opportunity)

Keunikan Budaya Menghasilkan Devisa Bagi Negara
Indonesia Negara yang kaya akan kultur budaya dan bisa kita manfaatkan untuk promosi kedunia luar misalnya Upacara Ngaben di Bali adalah upacara penyucian atma (roh) fase pertama sebagai kewajiban suci umat Hindu Bali terhadap leluhurnya dengan melakukan prosesi pembakaran jenazah.
Seperti yg tulis di artikel ttg pitra yadnya, badan manusia terdiri dari badan kasar, badan halus dan karma. Badan kasar manusia dibentuk dari 5 unsur yg disebut Panca Maha Bhuta yaitu pertiwi (zat padat), apah (zat cair), teja (zat panas) bayu (angin) dan akasa (ruang hampa). Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik manusia dan digerakan oleh atma (roh). Ketika manusia meninggal yg mati adalah badan kasar saja, atma-nya tidak. Jadi ngaben adalah proses penyucian atma/roh saat meninggalkan badan kasar.
Dari satu contoh keunikan budaya yang kita miliki dapat menarik wisatawan asing untuk datang kenegara kita dan menambahkan devisa bagi Negara.

2.2.4 Tantangan (Threat)
  •  Pengaruh Teknologi
Sekarang tidak heran jika anak kecil tidak hafal dengan lagu bintang kecil atau topi saya bundar, karena sudah banyak akses yang didapat dari luar dengan kecanggihan teknologi mereka bisa tau lagu apa yang sedang booming saat ini.

  • Musik Tradisional Yang Terlupakan
NKRI adalah sebuah negara yang meliputi ribuan pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, dimana dari sekian banyaknya kepulauan beserta masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang berbagai budaya daerah. Seni tradisional yang merupakan jati diri, identitas dan media ekspresi dari masyarakat pendukungnya.
Hampir seluruh wilayah NKRI mempunyai seni musik tradisional yang khusus dan khas. Dari keunikan tersebut bisa nampak terlihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen musiknya. Seni tradisonal itu sendiri mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi, sehingga dapat dikenali karakter dan ciri khas masyarakat Indonesia, yaitu yang terkenal ramah dan santun.

  • Sejarah Peninggalan Nenek Moyang
Candi Borobudur pernah menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia dimana di dalamnya terdapat Relif kuno yang memiliki kisah disetiap gambarnya. Misalnya kisah Roro Jonggrah yang diaptasi dari relif yang ada pada candi prambanan di daerah istimewa Yogyakarta, jika peninggalan sejarah seperti itu tidak dijaga maka akan rusak bahakan hilang oleh tangan – tangan jail manusia yang tidak bertanggung jawab. Banyak sudah artefak – artefak kuno yang seharusnya menjadi milik Negara dan di musiumkan malah di ambil dengan illegal lalu kemudian di perdagangkan.

2.3 Rekomendasi

a. Teknologi yang semakin canggih dan semakin pesat perkembangannya bisa dimanfaatkan dalam hal promosi kekhasan budaya nasional

b. Kesenian musik tradisional yang hampir terlupakan bisa menjadi kekuatan bagi kita dalam mempertahankan kebudayaan bangsa misalnya musik keroncong, banyak orang asing yang menyukai salah satu jenis kesenian ini terutama Jepang bahkan menjadikan musik keroncong sebagai salah satu kurikulum dalam belajar di salah satu universitasnya.

c. Benda – benda peninggalan sejarah yang sudah hampir punah harus kita jaga bahkan harus medapat hak paten bahwa itu adalah peninggalan budaya bangsa kita.

d. Sadar akan berhaganya budaya daerah semestiny adipupuk sejak dini sehingga keleastarian budaya yang kita miliki tidak tergerus oleh zaman.


BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan 

Kearifan Budaya Daerah Mendukung Ketahanan Budaya Nasional, dapat diterapkan dari segi apapun baik dari kesenian daerah, adat istiadat setiap suku bangsa, music tradisional dan peninggalan sejarah.
Oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia dan juga sebagai generasi penerus bangsa harus selalu mencintai dan menjaga kelestarian budaya bangsa agar dapat di nikmati juga di pelajari oleh anak, cucu, maupun orang asing yang ingin mempelajari budaya kita dan bukan untuk mencuri dan mengakui sabagai budaya mereka.

3.2 Saran

Cintailah budaya bangsa untuk meningkatkan harkat dan derajat kita sebagai bangsa yang di anugrahi begitu banyak keanekaragamana budaya dan kesenian yang kita miliki dan juga suatu tidakkan yang bijak dan arif untuk mempertahankan kebudayaan nasional bangsa Indonesia.


Wednesday, March 23, 2011

MANUSIA DAN PENDERITAAN



Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin atau lahir batin.

Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis misalnya:
  1. Kebimbangan : dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan yang akan diambil.
  2. Kesepian : dialami seseorang yang merasa kesepian walaupun berada di lingkungan ramai.
  3. Ketakutan : merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
Sebab Seseorang Merasa Ketakutan :
a. Claustrophobia : takut terhadap ruangan tertutup
b. Agorophobia : takut terhadap ruangan terbuka
c. Gamang : takut berada di tempat ketinggian
d. Kegelapan : takut bila berada di tempat gelap
e. Kesakitan : takut yang disebabkan rasa sakit
f. Kegagalan : takut akan mengalami kegagalan.
Kekalutan Mental

Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.

Gejala-gejala permulaan seseorang mengalami kekalutan mental :
  • Nampak pada jasmani : merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
  • Nampak pada kejiwaan : rasa cemas, ketakutan patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahapan-tahapan gangguan kejiwaan adalah :
  • Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan Si Penderita baik jasmi maupun rohani.
  • Usaha mempertahankan diri dengan cara negative.
  • Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown).
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
  • Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
  • Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma, berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
  • Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah :
  • Positif : trauma (luka jiwa), survive dalam hidup.
  • Negatif : trauma diperlarutkan atau diperturutkan akhirnya frustasi.
Bentuk - Bentuk Frustasi
  • Agresi : kemarahan yang meluap-luap akibat emosi tidak terkendali
  • Regresi : kembali pada pola reaksi primitif atau kekanak-kanakan
  • Fiksasi : pembatasan pada satu pola yang sama
  • Proyeksi : memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain
  • Identifikasi : menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya
  • Narsisme : merasa dirinya lebih superior daripada orang lain
  • Autisme : gejala menutup diri secara total dari dunia riil, puas dengan fantasinya sendiri
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
  • Kota-kota besar : yang memberikan tantangan hidup yang berat, sehingga mereka dikejar-kejar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Anak-anak muda usia : yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau di idam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dan tujuannya.
  • Wanita : pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dipendam ke dalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, mereka memiliki kondisi tubuh yang lemah.
  • Orang yang tidak beragama : tidak memiliki keyakinan, bahwa di atas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah tidak dikenalnya.
  • Orang-orang yang terlalu mengejar materi : seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialistis.
Penderitaan dan Perjuangan

Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.

Penderitaan, Media Masa dan Seniman

Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Tetapi tak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.

PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Berdasarkan sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia :
• Perbuatan semena-mena kepada pembantu rumah tangga
• Perbuatan buruk orang tua yang menganiaya anak
• Perbuatan buruk para pejabat zaman orde lama
• Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungan
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
• Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan;
• Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar menerima cobaan ini;
• Tenggelamnya Fir’aun di laut Merah.
Pengaruh Penderitaan

Sikap yang timbul pada orang yang mengalami penderitaan berupa sikap positif ataupun sikap negatif. 
Contoh sikap negatif yaitu penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalkan tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan. Sikap positif biasanya kreatif dan tidak mudah menyerah.

Thursday, March 17, 2011

MANUSIA DAN KEINDAHAN


 KEINDAHAN

  • Apakah Keindahan Itu?
Kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, cantik, elok,
molek, dan sebagainya. Keindahan adalah suatu konsep abstrak yang
tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.
Perbedaan keindahan menurut luasnya pengertian yaitu:
  1. Keindahan dalam arti yang luas. Pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual.
  2. Keindahan dalam arti estetis murni, menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
  3. Keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda yang diserapnya dengan penglihatan.
  • Nilai Estetik
Nilai estetik adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau suatu golongan.
Nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada benda itu sendiri. Nilai digolongkan menjadi:
  • Nilai ekstrinsik : sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya;
  • Nilai intrinsik : sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatutujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri
Tarian merupakan nilai ekstrinsik dan intrinsik

  • Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.
Kontemplasi adalah: dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah.
Ekstansi adalah: dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.

Alasan atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan :
  1. Tata nilai yang telah usang
  2. Kemerosotan zaman
  3. Penderitaan manusia
  4. Keagungan Tuhan
Keindahan Menurut Pandangan Romantik

Dalam buku An Essay on Man (1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai diperdebatkan. Meskipun kita menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats (1795- 1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A thing of beauty is a joy forever its loveliness increases; it will never pass into nothingness (bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ketiadaan).
  • RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung artinya diam-diam memikirkansesuatu dengan dalam-dalam. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, yaitu :
Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini adalah ‘art is an expression of human feeling’.
Tokoh: Benedeto Croce, Leo Tolstoi
Teori Metafisik.
Orang yang menggunakan firasat sebagai dasar merenung. Tokohnya : Plato dan Arthur Schopenhauer (1788-1860)
Teori Psikologis.
Penciptaan seni didasarkan pada kejiwaan. Suatu teori lain tentang sumber seni adalah teori permainan (dikembangkan oleh Freedrick Schiller 1757- 1805 dan Herbert Spencer 1820 - 1903) dan teori penandaan.
  • KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.

Teori Objektif dan Teori Subjektif

The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan bahwa dalam menciptakan seni ada 2 teori yaitu :
Teori objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang benar melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pendukung teori objektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat.
Teori subjektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Pendukung teori subjektif adalah Henry Home, Earlof Shaffesbury dan Edmund Burke.
  • Teori Perimbangan
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dahulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka.
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 SM sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. 

Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan.

Friday, March 11, 2011

MANUSIA DAN CINTA KASIH


 Cinta Kasih

Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta cinta adalah rasa sangat suka, sayang, ataupun sangat tertarik hatinya.
Menurut Dr. Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta; Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang.
Cinta menurut Dr. Sarlito W. Sarwono memiliki tiga unsur, yaitu :
  1. Keterikatan (Cinta Setia)
  2. Keintiman (Cinta Saudara)
  3. Kemesraan (Cinta Rayuan)
Cinta memiliki tiga tingkatan:
  • Tinggi (Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalan Allah), 
  • Menengah (orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat) 
  • Rendah (keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal).
Tingkatan cinta tersebut di atas adalah berdasarkan firman Allah dalam surat At Taubah ayat 24 artinya sebagai berikut :
“katakanlah: jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasulnya dan berjihad dijalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”.
Cinta tingkat rendah adalah cinta yang paling keji , hina dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan, bentuknya beraneka ragam misalnya :
  1. Cinta kepada thagut (syetan), selain Allah, dalam surat Al Baqarah: orang- orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah.
  2. Cinta berdasarkan hawa nafsu.
  3. Cinta lebih mengutamakan kecintaan kepada orang tua, anak, istri, perniagaan dan tempat tinggal.
Hikmah cinta adalah sangat besar, hanya orang yang telah diberi kefahaman dan kecerdasan oleh Allah sajalah yang mampu merenungkannya. Diantara hikmah-hikmah tersebut adalah :
  • Sesungguhnya cinta itu adalah merupakan ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta mengalami berbagai macam rintangan.
  • Fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam melestarikan lingkungan.
  • Fenomena cinta merupakan faktor utama di dalam kelanjutan hidup manusia.
  • Fenomena cinta, jika diperhatikan merupakan pengikat yang paling kuat di dalam hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat, mengasihi sesama mahluk menegakkan keamanan, ketentraman dan keselamatan di segala penjuru bumi.
Cinta Menurut Ajaran Agama
  • Cinta Diri (QS. Al Adiyat, 100:8, QS. Fushilat, 41:49).
  • Cinta Kepada Sesama Manusia
  • Cinta Seksual (QS. Ar Rum, 30:21)
  • Cinta Kebapakan (QS. Maryam, 19:4-6, QS. Yusuf 12:84, QS. Hud, 11:45)
  • Cinta Kepada Allah (QS. Al Imran, 3:31)
  • Cinta Kepada Rasul.
Kasih Sayang 
Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan menjadi beberapa persepsi :
Orang tua bersifat aktif, Si Anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral, materil dengan sebanyak-banyaknya, dan Si Anak menerima saja.
Orang tua bersifat pasif, Si Anak bersifat aktif.
Dalam hal ini Si Anak memberikan kasih sayang kepada orang tuanya, sedangkan orang tuanya tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat Si Anak.
Orang tua bersifat pasif, Si Anak bersifat pasif.
Masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri tanpa saling memperhatikan.
Orang tua bersifat aktif, Si Anak bersifat aktif.
Kemesraan

Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.

Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama masing-masing, kepercayaan, kondisi, dan situasi.
Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta :
  1. Cinta Agape ialah cinta manusia kepada Tuhan.
  2. Cinta Philia ialah cinta kepada ibu, bapak, saudara dan yang ketiga
  3. Cinta Amor ialah antara pria dan wanita.
Disamping itu ada cinta lagi, yaitu terhadap sesama yang merupakan perpaduan antara cinta Agape dan Philia. Jadi kata “Rahmah” bersimpati kepada nasib keadaan yang diderita orang lain. Dalam esai On Love ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali yang harus kita kasihani. 

Cinta Kasih Erotis

Cinta kasih sering kali dicampur baurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, dalam cinta kasih terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan.

Dengan demikian maka bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemauan keduanya, lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang satu, juga tidak pada yang lain.