SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Nurfitria Sari
NPM : 17110363
Kelas : 4KA28
Judul Makalah : Dampak Adanya Taman Mini Indonesia Indah Terhadap Industri Pariwisata Seni Dan BudayaDi Daerah
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar (IBD)
Dosen : M. Burhan Amin. S.Sos., M.Msi
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam pembuatan Dampak Adanya Taman Mini Indonesia Indah Terhadap Industri Pariwisata Seni Dan Budaya Di Daerah yang diajukan sebagai tugas mata kuliah softskill ILMU BUDAYA DASAR merupakan hasil karya saya sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim atau pihak manapun dan dapat dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma.Segala kutipan dalam bentuk apapun telah mengikuti kaidah, etika yang berlaku. Mengenai isi dan tulisan adalah merupakan tanggung jawab Penulis, bukan Universitas Gunadarma.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.
Bekasi, 8 April 2011
Nurfitria Sari
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Dampak Adanya Taman Mini Indonesia Indah Terhadap Industri Pariwisata Seni Dan Budaya Di .
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini dalah untuk melengkapi seagian tugas Ilmu Budaya Dasar pada sesi ketiga.
Keberhasilan penulis menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak terutama kepada Bapak M. Burhan Amin S.Sos., M.Msi selaku Dosen Pengajar Ilmu Budaya Dasar (IBD) dan juga referensi – referensi yang saya dapatkan baik dari internet ataupun buku.
Bekasi, 8 April 2011
Nurfitria Sari
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ............................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ 8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
1.3 Sasaran ......................................................................................... 2
BAB II PERMASALAHAN
2.1 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ......................................................... 3
2.2 Pariwisata TMII Dilihat Dari Berbagai Aspek .............................................. 4
2.3 Pencitraan TMII ............................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sangat indah. Semua itu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai obyek wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi obyek wisata.
Pengembangan potensi pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak positif dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan income per kapita dan peningkatan devisa negara. Dalam bidang kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang dan penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam way of life masyarakat serta terjadinya integrasi sosial.
Menurut Hidayat (2000: 79), berlakunya Undang-undang yang berkaitan dengan Otonomi Daerah yaitu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah menjanjikan sebuah harapan dan tantangan bagi pemerintah daerah. Dikatakan demikian karena dengan adanya kedua undang-undang itu, maka akan terjadi perluasan wewenang pemerintah daerah. Secara teoritis, perluasan wewenang dapat menciptakan local accountability, yakni meningkatnya kemampuan keuangan daerah dalam memperhatikan hak-hak masyarakatnya. Akan tetapi di lain pihak daerah otonom harus mampu untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri. Kondisi yang demikian harus diikuti dengan kemampuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) sektor Pariwisata dalam PAD adalah sebagai salah satu sektor yang sangat potensial yang dapat memberikan alternatif lain sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah, dengan potensi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang besar untuk menciptakan peluang dan kesempatan kerja baru dalam kegiatan ekonomi.
Sektor pariwisata sebagai salah satu sektor andalan (leading sector) di samping industri kecil dan agroindustri, merupakan suatu instrumen untuk menghasilkan devisa dan sekaligus diharapkan akan memperluas dan meratakan kesempatan berusaha, lapangan kerja serta memupuk rasa cinta tanah air. Untuk itu perlu dilakukan pembangunan pariwisata.
Pembangunan sektor pariwisata merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang pelaksanaannya melibatkan tiga stake holder kunci yakni pemerintah, swasta dan masyarakat. Pengembangan sektor ini dilaksanakan secara lintas sektoral yang melibatkan banyak institusi baik tingkat lokal, regional, nasional bahkan internasional.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembahasan ini akan dikhususkan mengenai “DAMPAK ADANYA TAMAN MINI INDONESIA INDAH TERHADAP INDUSTRI PARIWISATA SENI & BUDAYA DI DAERAH".
Intinya ini berkaitan dengan sektor ekonomi riil dan industri jasa angkutan, perhotelan dan restoran di daerah termasuk PAD (Pendapatan Asli Daerah).
1.3 Sasaran
Pariwisata adalah industri jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.
Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Taman Mini Indonesia Indah
Taman Mini “Indonesia Indah” (TMII) merupakan tempat rekreasi yang sangat populer dan akrab bagi warga kota Jakarta serta kota-kota lain di Indonesia, bahkan mancanegara. Konsepnya menyajikan wahana dan fasilitas secara rekreatif, informatif, edukatif, komunikatif, dan atraktif (RIEKA).
Miniatur Indonesia secara lengkap, baik bentang darat, kekayaan alam, aneka warna seni dan budaya daerah, maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai bentuk seni dan budaya masa kini tersajikan di sini. Paparannya diwujudkan dalam bentuk Miniatur Arsipel Indonesia yang merupakan danau buatan dengan tiruan kepulauan Indonesia berikut penampang daratnya beserta anjungan-anjungan daerah. Tiap anjungan tersebut menampilkan rumah adat bercorak arsitektur tradisional berikut penyajian benda-benda budaya, pentas seni, upacara adat, keragaman kuliner, dan berbagai seluk beluk yang berkait dengan daerah bersangkutan, yang secara nyata menunjukkan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an Indonesia.
Selain anjungan daerah, berderet museum-museum yang memamerkan bukan hanya koleksi sejarah, budaya, serta teknologi masa lalu dan masa kini melainkan juga menciptakan dialog dengan pengunjung melalui berbagai peragaan yang—pada gilirannya—menjadi tonggak penciptaan di masa depan. Penampilan 15 museum, antara lain Museum Indonesia, Museum Transportasi, Museum Migas, Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, merupakan sumber informasi tiada batas.
Wahana rekreasi berupa 11 unit taman, antara lain Taman Burung, Taman Akuarium Air Tawar, dan Taman Bunga Keong Emas; berbagai wahana inovatif, seperti Istana Anak Anak Indonesia, Teater Imax Keong Emas, Teater 4D’Motion, Kereta Gantung (skylift), “monorel” Aeromovel; serta Taman Budaya Tionghoa Indonesia dan TMII Waterpark yang kini sangat diminati oleh semua kalangan baik anak-anak maupun orang dewasa, juga menawarkan nuansa yang menarik.
Berbagai jenis wahana dan fasilitas tersebut semuanya mempunyai dimensi rekreasi, pendidikan, pelestarian, sekaligus pemerkayaan cakrawala pengetahuan dan pewarisan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, khususnya bagi generasi muda.
2.2 Pariwisata TMII Dilihat Dari Sector Ekonomi Riil Dan Industri Jasa Angkutan, Perhotelan Dan Restoran Di Daerah Termasuk PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Berdasarkan gambaran di atas, dapat diketahui bahwa sektor kepariwisataan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) memiliki potensi yang besar, yaitu memiliki obyek dan daya tarik wisata sebagai sesuatu yang dapat dilihat (something to see) dan sesuatu yang dapat dilakukan (something to do) oleh wisatawan. Oleh karena itulah sektor pariwisata ditetapkan menjadi salah satu dari berbagai macam obyek wisata di Jakarta sebagai sektor prioritas dalam pembangunan daerah. Kondisi ini didukung oleh status serta posisi strategis TMII yang dapat diakses dari mana saja.
Para wisatawan yang datang ke obyek wisata di Taman Mini Indonesia Indah pada umumnya berasal dari kalangan pelajar yang bertujuan untuk belajar sambil berwisata dan dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu juga terdapat kunjungan wisatawan mancanegara. Lonjakan pengunjung selalu terjadi pada musim ramai (peak season) yakni pada saat hari-hari besar/libur nasional serta hari-hari besar agama.
Untuk mempertahankan Taman Mini "Indonesia Indah" seperti keadaannya kini, diperlukan kesiapan dalam berbagai bidang. Dana dan sumber daya manusia untuk mengelolanya harus selalu tersedia dengan taraf yang cukup tinggi. Pengelolaan ini bukan sekedar menampilkan keberadaan fisiknya saja, tetapi yang lebih penting ialah mewujudkan penampilan yang memenuhi landasan filsafati yang telah dijadikan pijakannya. Anjungan tidak sekedar menggelar pameran benda-benda peninggalan kebudayaan masa lalu atau menggelar pertunjukan tarian saja, tetapi harus dapat mengajak masyarakat menemukan cara dan jalan dalam menuju cita-cita yang dinyatakan dalam uraian aspek dan prospek pembangunan Proyek Miniatur "Indonesia Indah". Mewujudkan tugas ini tidak mudah dan tidak ringan. Untuk melaksanakannya dituntut ketangguhan sumber daya manusia yang mampu mengejawantahkan cita-cita bangsa dalam bentuk yang relatif sangat terbatas, dan dana penyelenggaraan yang harus tersedia untuk tidak membatasi gerak.
Penyediaan sumber daya manusia dan dana seperti itu memerlukan strategi yang tepat. Oleh karena itu dalam pengembangan kegiatan Taman Mini "Indonesia Indah" kebutuhan dalam bidang sumber daya manusia dan dana menjadi bagian tak terpisahkan dalam pengembangan programnya. Pengembangan program semacam ini harus dilakukan apabila Taman Mini "Indonesia Indah" akan mampu menjangkau masa depan.
2.3 Pencitraan TMII Terhadap Dunia Pariwisata
Sebagai sebuah kawasan wisata, kehadiran TMII tak cuma diakui oleh masyarakat luas yang ditandai oleh padatnya pengunjung di hari-hari libur, tetapi pengakuan berupa sejumlah penghargaan dari berbagai kalangan resmi.
Dalam usianya yang baru setahun, pada tahun 1976. TMII telah menerima penghargaan di bidang kepariwisataan dari pemerintah DKI Jakarta. Kemudian berturut-turut pada tahun 1977 dan 1978 memperoleh penghargaan kepariwisataan dari pemerintah DKI berupa "Palm Perunggu" dan "Palm Perak". Pada tahun 1981 masih dari pemerintah DKI. TMII memperoleh penghargaan kepariwisataan berupa "Palm Emas".
Pada tahun 1987, TMII memperoleh penghargaan pelestarian kebudayaan Golden Award dari Pacific Asian Travel Association (PATA). Di bidang pembinaan industri kecil, hasil-hasil yang telah dicapai oleh TMII membuahkan penghargaan dari Pemerintah republik Indonesia berupa Upakarti Kepeloporan pada tahun 1990.
Penghargaan kepariwisataan dari pemerintah DKI Jakarta, berupa "Adikarya Wisata" diperoleh pada tahun 1991. 1992 dan 1993. Selanjutnya pada tahun 1994. TMtl memperoleh plakat "Adikaryottama Wisata" juga dari pemerintah DKI Jakarta atas prestasinya mempertahankan "Adikarya Wisata", selama empat tahun berturut-turut. Adapun pada tahun 1995, TMII berhasil memperoleh penghargaan berupa piagam "Adikaryottama Wisata 1995". Adikaryottama berasal dari bahasa sansekerta, yang berarti Adi Karya yang Utama.
Pada tahun 1995 pula TMII memperoleh Penghargaan Penghijauan Lingkungan dari Pemerintah DKI Jakarta. TMII merupakan hasil karya putra-putri Indonesia dalam upaya melestarikan, membina dan mengembangkan serta menyebarluaskan ragam aspek budaya Indonesia. Nilai-nilai tradisi warisan leluhur turun temurun, tata nilai yang berlaku saat ini serta harapan-harapan bangsa Indonesia di masa datang tercermin dari berbagi bentuk peragaan statis maupun dinamis di seluruh areal TMII.
TMII tercatat sebagai kawasan wisata Indonesia yang paling banyak menggelar produk-produk kesenian daerah. Di tiap Anjungan. maupun di tiap sudut bagiannya. setiap hari ada saja pesona budaya daerah yang bisa disaksikan pengunjung. Atraksi-atraksi menarik yang pada akhirnya akan mendorong pengunjung untuk datang ke daerah tersebut manakala ada kesempatan.
Kesempatan yang dibuka luas oleh TMII di bidang seni budaya membawa dampak dalam menggairahkan semangat berkesenian di daerah-daerah. Suasana kompetisi untuk menampilkan yang terbaik merangsang kreativitas dan daya inovasi para seniman daerah untuk menghasilkan karya-karya seni budaya berkualitas. Untuk menentukan kelompok kesenian yang akan tampil di TMII, tidak jarang didahului oleh serangkaian seleksi maupun festival tingkat daerah sehingga terpilihlah kelompok-kelompok terbaik yang menjadi duta seni daerahnya ke TMII. Sebaliknya. kelompok-kelompok yang mampu tampil terbaik dan telah menunjukkan prestasi di TMIl, sesampainya kembali di daerah akan menjadi motivasi bagi kelompok-kelompok lainnya untuk berkarya dan berpretasi lebih baik lagi.
Dalam upaya mempersiapkan generasi penerus untuk terus mencintai, menghayati dan mendalami seni budaya bangsanya, TMII melalui sanggar-sanggar pendidikan seninya secara aktif menggugah minat dan apresiasi generasi muda, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Upaya pendidikan dan pembinaan ini telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Melalui sasana krida maupun sanggar-sanggar tari dan musik di lingkungan TMII, masyarakat dari berbagai generasipun dapat bersama-sama mengenal, mempelajari, melestarikan dan mengembangkan beragam aspek seni budaya Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Taman Mini Indonesia Indah memiliki beberapa kekayaan kebudayaan Indonesia bukan hanya itu dampaknya sebagai tempat pariwisata memiliki keunikan tersendiri dibanding tempat – tempat pariwisata yang lain, karena mungkin satu – satunya pariwisata yang menampilkan ataupun menawarkan kepada masyarakat dalam hiburan kebudayaan Nasional Indonesia.
Dalam peranannya sebagi “Wajah Indonesia” yang mewakili citra bangsa dan negara Indonesia, TMII kerap dikunjungi oleh Kepala Negara maupun Kepala Pemerintahan dari negara-negara sahabat di seluruh dunia. Hampir di setiap kedatangan tamu-tamu kehormatan tersebut, diacarakan penanaman pohon beringin persahabatan di salah satu lokasi TMII.
Di bidang industri kecil, para pengrajin benda-benda seni dari berbagai daerah secara terus menerus dan berkesinambungan diberi kesempatan dan dibina untuk tampil dan berkarya, sekaligus untuk memasarkan hasil karyanya. Demikian pula pembinaan terhadap para penyandang cacat tubuh juga dilakukan. TMII bahkan juga membina ratusan penjual jamu gendong. Masyarakat kecil yang memiliki andil besar dalam pelestarian dan pengembangan budaya bangsa Indonesia yang bemilai tinggi.